Kamis, 17 November 2016

Hidup di Jepang per bulan cuma dengan 2 juta rupiah

haaaaa~~~ akhirnya satu tahun saya tinggal di Jepang. banyak banget cerita yang saya lewati selama disini. cerita pahit dan manis nya hidup di negeri Sakura ini. Saya ga tau apakah harus cerita atau tidak mengenai perjalanan saya ini. well, hidup itu ternyata pahit. lihat blog pertama kesannya akan bahagia ke depannya. tapi ternyata, dibalik cerita bahagia itu ada kepahitannya. duh ini ngomongin apaan sih. Sebenernya saya gatau harus dari mana mulai cerita. karna udah satu tahun berlalu dan sudah banyak banget masalah yg saya lewati disini..
Jadi gini, sekarang saya udah pindah sekolah di Osaka. ko bisa? gimana caranya yang tadinya tinggal di desa Miyakonojo, Jepang sekarang pindah ke kota besar Osaka? ceritanya bener-bener panjang banget. dan ini bener-bener jadi pengalaman hidup yang berarti buat saya sendiri. saya pun ga menyangka kalau hidup saya seperti jet coster. menegangkan. menakutkan. dan mencengangkan. Kenapa? saya pernah hidup di Jepang hanya dengan 14400 yen per bulan (atau setara 2.000.000 rupiah) 2 juta rupiah loh, hidup di Jepang sebulan. kebayang gak susahnya?? hidup di Indonesia aja udah kalang kabut, umr aja ga dapet, lah ini tinggal di Jepang cuma dengan 2 juta rupiah? makan apaaaaa.........
Shock ga? shock dong ya. semua orang disini bahkan orang Jepangnya sendiri pun kaget ketika tau kalo kami cuma di upah sebesar 14400 yen/ bulan. Mau tau kenapa bisa seperti itu? jadi gini kronologisnya.
kita dibilang akan sekolah bahasa Jepang dan magang sebagai assistant caregiver. Perusahaan dan sekolahnya itu sama. Jadi kita kerja buat bayar sekolah dan tempat tinggal. Biaya sekolah dan tempat tinggal mereka yang atur, jadi kita cuma nerima 14400 yen perbulan di bank. awalnya kita dibilang bakalan dapet 22000 yen perbulan, tapi tiba-tiba sebelom kita berangkat ke Jepang dikasih tau lagi kalau sekarang cuma dapat 14400 yen karena tidak ada shift malam (peraturan dari imigrasi) dan katanya akan diganti dengan bahan makanan seperti sayuran dan beras, serta detergen. Pada saat di Jepang, tidak sesuai kenyataan. kita cuma dapet sayuran dan bahan makanan pas awal bulan aja, abis itu ga pernah dapet lagi. beras pun kita cuma dikasih 5 kg per 2 bulan/ orang. 5 kg beras untuk 2 bulan. mana cukup. 5 kg itu cuma cukup 1 bulan kurang. yang berarti kita harus beli lagi sendiri beras. dimana harga beras disini mahal banget seharga 50 kg beras di Indonesia. kita nemu beras paling murah di donki 1500 yen/ 10 kg itupun kita beli jauh naik sepeda. itu adalah beras paling murah. kayanya sih itu beras kw super. secara harga beras disini aslinya 1500 yen untuk 5 kg. nah beli beras ini uangnya ya dari 14400 yen itu tadi. kadang, untuk makan kita bertahan hidup dengan mengandalkan makanan diskonan. setiap hari Selasa di Aeon Mall, kalau udah jam 8 malam keatas, beberapa makanan didiskon sampe 50%. setiap hari selasa malam kita beli keroket, katsu, chicken wings seharga 25 yen/pcs. dari 14400 kita harus beli bahan makanan, bahan dapur, kamar mandi, dll.



sementara ini dulu ya nanti di lanjut lagi~~~

Bulan ketiga di Jepang

Oh My God,
baru sempet buat nulis lagi setelah..... 3 bulan disini. astagaaa kemana ajaaaaaa... yang pasti banyak banget cerita. 3 bulan? ga kerasa ternyata udah 3 bulan aja tinggal di Miyakonojo ini. Rasanya baru minggu lalu nulis blog. Terakhir cerita itu mengenai Mio san dan Brian san ya. hmm udah jauh banget berarti ceritanya.
Mari kita ringkas per bulannya.
Awal bulan Desember, tepatnya tanggal 1 Desember itu adalah hari dimana pertama kali kerja atau baito di Houei Grup. Aku kebagian kerja di Houmeien. Entah tempat apa itu pada awalnya, dan sempat marah karena pembagian kerja yang tidak adil. Kenapa? karena dari kita ber 11 orang Indonesia, saya ditempatkan di tempat yang jauh, dan hanya seorang diri. Saya perkenalkan satu-satu tempat kerjanya dan orang-orangnya. Pertama, Houbouen, tempat ini paling deket dari asrama cewe. Disini ditempatkan 5 orang murid baru dari Indonesia, yaitu Willa, Ulia, Ihsan, Ardi, dan Mbak Loli. Kedua, Ayame, tempat ini paling deket dari sekolah. yang ditempatkan disana itu ada Timeh dan Arin. Ketiga, Jouhouen, ini tempat katanya paling jauh. Disini ada Otong dan Dika. Keempat, Klinik. Klinik ini tempatnya deket sama Houbouen. Yang ditempatin disini cuma Diru. Diru ini paling jago Bahasa Jepangnya diantara kita. Nah terakhir Houmeien, tempatnya ga jauh dari Jouhouen, cuma 5 menitan dari sana. Dan cuma saya sendiri murid baru yang ditempatin disana. Awalnya bener-bener marah. kenapa saya ditempatkan yang jauh, cewe dan sendiri. Meskipun ada seorang senpai cewe orang Vietnam yang baito disana. Hari pertama kerja, saya pergi ke tempat kerja bersama senpai saya, namanya Oain. Dia udah kerja disana selama 10 bulan. Perjalanan kesana jauuuuh dan nanjak, sampai-sampai harus menjinjing sepeda di tanjakan. Dari sekolah ke tempat kerja kira-kira 45 menit - 1 jam. Itu ngegowes sepeda loh, ngegowes.
Sampe tempat kerja diperkenalkanlah cara-caranya, dan untungnya pegawai disana baik- baiiiiiiik bangeeeeet. dan leader tempat kerja itu om ganteng. gimana ga bikin betah coba. hahaha. Nama leadernya Kawagoe san. dia bilang kalo saya kerja di 2 tempat, Houmeien dan Mansion. Kerja di Houmeien hanya sampai jam 3 sore, selanjutnya dari jam 3 sore saya kerja di Mansion.

Sabtu, 14 November 2015

First day in Japan

first day in Miyakonojo, Miyazaki, Japan

Ini adalah blog pertamaku, dan akan diisi dengan perjalanan yang akan sangat panjang. Sesuai judulnya, my journey.
Yah,, journey yang artinya perjalanan. Saya rasa perjalanan ini akan sangat panjang, berwarna dan sayang untuk dilewatkan hanya dengan dijalani tanpa diceritakan. Karena suatu saat mungkin tulisan ini akan berguna untuk saya atau siapapun. So, this is my journey.
Hari ini, tanggal 14 November 2015 adalah hari pertama saya ada di Miyakonojo, Miyazaki, Japan. mungkin orang setelah mendengar kata Miyakonojo dan mengetahui kalau Miyakonojo ini ada di sebuah pulau kecil di selatan Jepang. Yah, memang kota ini jauh dari keramaian kota-kota besar seperti Tokyo, Osaka, Narita, dan lainnya. Kalau diibaratkan Indonesia nih, kota besar itu seperti Jakarta, Bandung, Surabaya. Kota Miyakonojo itu ibaratkan sebuah kota di Sumatera. Jauh kemana-mana.
Saya sampai di kota ini sebenernya hari Jumat, tanggal 13 November 2015. Berangkat dari Jakarta hari Kamis, 12 November 2015 jam 11.25 pm. Terbang menggunakan pesawat Garuda untuk transit di Tokyo (Haneda), perjalanan menuju Tokyo itu memakan waktu 7 jam. Untungnya perjalanan malam jadi bisa numpang tidur di pesawat. Sampai di Haneda, hanya transit selama 2 jam yang diisi dengan mindahin bagasi sendiri ke terminal domestic. Jadi boro-boro bisa jalan-jalan di Tokyo, untuk check in dan pindahin barang aja butuh waktu yang lama, alhasil cuma bisa foto sepanjang jalan ke terrminal domestic untuk lanjut penerbangan menggunakan ANA. Setelah check in segala macem, lanjut untuk terbang menuju Fukuoka, karna Fukuoka itu kota besar di Pulau Kyushu. Setelah 2,5 jam perjalanan akhirnya sampai di Fukuoka. Pas nyampe kita belom ada yang jemput, mungkin kesiangan. Terus kita celingak celinguk di bandara. Tapi ada seorang wanita Jepang datang menghampiri kita dan bertanya dengan menggunakan bahasa Indonesia yang tidak fasih. Dia bertanya apakah perlu pakai announcer untuk mencari yang menjemput. Pokoknya dia riweuh buat bantuin kita. Ternyata memang seluruh pekerja dalam bidang ini akan segera dengan sigap datang dan membantu orang-orang yang tampak kebingungan. Salut deh sama mbaknya ini.
Gak lama kemudian akhirnya datang lah yang menjemput. Dia adalah Ono sensei, wajahnya sudah penuh keringat karna katanya macet dan kita memaklumi itu. Setelah itu kita mengangkut bagasi kita ke sebuah bis mini untuk menuju kota Miyakonoji yang memakan waktu 4 jam. Jauh banget kan. Selama itu diisi dengan tidur panjaaaang, tapi ada istirahat dan makannya juga sih. Akhirnya sampai di kota Miyakonojo itu sekitar jam 9an malam. Pemberhentian pertama di dorm cowo, abis itu dorm cewe. Pas udah sampai kita di sambut oleh senpai-senpai yang udah sekolah lebih dulu disini. Kemudian memperkenalkan satu-satu. Abis itu nama saya disebut dan langsung dipasangkan untuk sekamar dengan Dyan (orang Filipin), asli kaget dan gatau apa-apa. Karena sebelumnya, kita (berlima cewek) itu udah sepakat dengan mengocok layaknya arisan untuk menentukan sekamar dengan siapa. Tadinya saya itu akan sekamar dengan kak Loli, tapi apa daya manusia cuma bisa merencanakan tapi Allah yang menentukan. Yasudah saya jalanin dan terima saja. Karna hanya dia yang bisa berbicara Bahasa Inggris. Jadilah selama di kamar berbicara dengan bilingual bahasa (Inggris-Japan) yang acakadut alaihum gambreng. Orangnya baik dan asik sih kayanya. Abis masuk kamar, beberes, mandi, makan, trus istirahat.
Paginya, saya bangun untuk shalat subuh dan Dyan-san sudah siap-siap untuk berangkat kerja. Saya tanya its ok if i prayer here? she said ok and i will go. Sehabis shalat saya agak merenungi hidup (cailah bahasanya) alias ngelamun. Lagi asik ngelamun tiba-tiba kepala puyeng goyang-goyang, baju digantungan, lampu juga ikut bergoyang. GEMPA. bingung. sendiri. cuma megangin bantal sambil liat itu lampu berhenti goyang. abis itu lanjut ngelamun lagi. *loh
 Ngerasa bosen ngelamun di kamar, ngeliat hawa diluar kamar yang sejuk (17 C) bikin pengen lari muterin ini kota. Padahal kalo di indo cuaca kaya gini enakan tarik selimut terus bobo lagi. Tapi hari itu pengen joging jalan-jalan. Ngeliat keluar kamar, yang lain diketok masih pada tidur. akhirnya jam 7an Uli dan Wila bangun dan saya ajak untuk joging. Setelah siap, pas kita mau keluar asrama, di pintu asrama lagi ada yang mau pulang ditemani dengan beberapa ojisan dan obasan. Setelah menunggu mobil pergi, kita bertiga keluar sambil senyam senyum sapa ala orang Jepang "ohayougozaimasu". Pas diluar asrama kita narsis dulu berselfie ria bertiga depan asrama, tau-tau ada bule nyangkut di foto kita. Itu bule tadi ikut mengantarkan orang-orang yang tadi pulang. Bule dan satu wanita Jepang ini mengobrol bersama kita. dengan menggunakan Bahasa Inggris tentunya lebih banyak. hahahaha. si bule ini bilang kalau obasan nya ini suka shopping dan menawarkan untuk mengajak kita jalan-jalan beli keperluan. KAGET. SPEECHLESS. dia bilang jam 10 saya akan jemput, dan berhubung mobil hanya muat untuk 4 orang, jadi si bule tidak ikut. Ternyata si bule namaya Bryan dan yang wanita Jepangnya ini bernama Mio-san. setelah ngobrol kita berpisah untuk kita melanjutkan joging dan nanti Mio san akan kembali ke asrama untuk menjemput kita.
Mau tau bagaimana perjalanan saya bersama Mio san keliling kota naik sepeda ku duduk di muka? next ya, sekarang mau tidur dulu. Jya, Oyasumi.